Preparing You to be a Better Professional

By Team content

Gaya kepemimpinan demokratis merupakan harapan semua organisasi. Pasalnya, dalam kepemimpinan ini, anggota pendapatnya tetap didengar oleh pimpinan dalam menentukan keputusan untuk organisasi atau kelompoknya.

Saat ini belum ada negara yang 100% menganut sistem demokrasi. Hanya saja, banyak negara yang menuju ke gaya kepemimpinan demokratis ini.

Salah satunya adalah Indonesia. Ciri khas demokrasi yang ada di Indonesia adalah memilih kepala negara (presiden) dan perwakilannya sendiri melalui pemilihan umum yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.

Kepemimpinan gaya demokratis juga memiliki selogan ‘dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Artinya semua keputusan itu ide atau usulannya berasal dari rakyat. Kemudian dilakukan oleh rakyat, dan untuk kepentingan rakyat juga.

Posisi Pemimpin dalam Demokrasi

Lalu jika semuanya dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan diperuntukkan rakyat, lalu bagaimana posisi pemimpin dalam organisasi atau kelompok yang menganut sistem demokrasi? Pemimpin dalam negara atau organisasi yang menganut sistem demokratis biasanya menempatkan diri sebagai koordinator dan integrator.

Artinya, pemimpin selalu mendiskusikan semua keputusan yang akan diambil untuk organisasinya dengan bawahannya.

Pemimpin juga akan menempatkan diri sebagai pengawas, pengatur, dan pengontrol. Karena semuanya dilakukan untuk rakyat, jadi butuh satu orang yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi.

Maka posisi pemimpin di sini bertugas untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan bawahannya sudah sesuai dengan keputusan yang diambil bersama.

Paling penting, seorang pemimpin dalam suatu organisasi yang demokratis harus mampu mempengaruhi bawahannya. Ini supaya pendapat dari bawahannya nanti dalam mengambil keputusan tetap berada dalam jalur untuk menggapai tujuan awal organisasi.

Pemimpin dalam gaya demokrasi juga harus mampu membujuk agar anggotanya tidak membelot atau keluar dari tujuan bersama.

Selain itu, pemimpin juga akan memposisikan diri sebagai penghubung antar organisasi.

Jadi tugas pemimpin juga menjalin kerjasama dengan organisasi lain. Tujuannya untuk menjalin hubungan baik agar suatu saat nanti bisa kerjasama atau membantu bila ada yang kesulitan.

Ciri-ciri Gaya kepemimpinan Demokrasi

Untuk membedakan gaya kepemimpinan demokratis dengan lainnya, Anda harus kenal dengan ciri-cirinya.

Berikut beberapa ciri-ciri organisasi atau negara yang menganut sistem demokrasi untuk menjalankan pemerintahannya.

1. Kekuasaan pimpinan tidak mutlak

Pimpinan dalam sebuah organisasi atau negara bergaya demokratis tidak memiliki wewenang mutlak. Keputusan dalam kebijakan negara atau organisasi dilakukan dengan jalan musyawarah mufakat.

Jadi semua pendapat bawahan selalu digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.

Bahkan dalam gaya demokratis, bawahan juga memiliki hak untuk membuat keputusan. Namun, memang ada batasan-batasan yang harus dipatuhi. Harus ada peraturan tertulis sejauh mana wewenang atasan, dan keterlibatan bawahan.

2. Komunikasi yang baik

Antara atasan dan bawahan ada komunikasi yang baik. Artinya bawahan tidak perlu takut jika akan mengkritik atasannya sejauh yang dilakukannya memang benar dan berdasarkan fakta. Pemimpin pun demikian, harus mau mendengarkan pendapat bawahannya.

3. Pengawasan yang antara dua belah pihak

Pimpinan memiliki tugas menjadi pengawas untuk kerja bawahan. Pengawasan dilakukan secara wajar atau tidak terlalu over protektive. Jadi kesannya bukan pemimpin yang menekan bawahan. Namun, pemimpin boleh menegur bawahan yang melakukan kesalahan.

Pemimpin pun harus memiliki pengawas dari kalangan bawahan atau rakyat. Pengawas ini bertugas memastikan bahwa pemimpin sudah melakukan tugasnya dengan benar dan tidak melampaui wewenangnya.

4. Tanggung jawab dipikul bersama

Dalam gaya demokrasi, tanggung jawab tentang organisasi dipikul bersama. Artinya keberhasilan suatu program organisasi merupakan keberhasilan bersama, bukan pimpinan atau satu orang saja. Begitu juga dengan kegagalan yang mesti dipikul bersama pula.

5. Bawahan diberi kebebasan berpendapat

Dalam gaya demokrasi, bawahan justru memiliki keleluasaan dalam mengeluarkan pendapatnya.

Bahkan jika hal tersebut berkaitan dengan kebijakan yang dinilai salah yang dibuat oleh atasan. Bawahan tidak akan mendapat hukuman selama kritik atau pendapat tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur hukum yang benar.

Gaya kepemimpinan ini merupakan yang paling ideal yang dinilai baik digunakan untuk sebuah organisasi.

Pasalnya sebuah organisasi itu terdiri dari berbagai latar orang yang tergabung jadi satu dan ingin mencapai satu tujuan bersama. Jadi untuk bisa memenuhi semua aspirasi, memang dibutuhkan gaya kepemimpinan demokratis.

Artikel Manajemen

Perencanaan Tata Ruang

Customer Service Excellent